Samarinda (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa 70 persen sumber energi dari batu bara di Indonesia dipasok oleh Pulau Kalimantan, sehingga pengelola harus mensyukuri karunia ini dengan cara memanfaatkan secara ramah dan bertanggungjawab.
"Pada 2024, batu bara berkontribusi 40,56 persen untuk bauran energi nasional," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Siti Sumilah Rita Susilawati saat Roadshow Edisi Kalimantan oleh Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia/ Indonesian Coal Mining Association (APBI/ ICMA) di Samarinda, Rabu.
Ia melanjutkan, ada sekitar 50-60 persen pembangkit listrik di Indonesia masih bergantung dari batu bara yang 70 persen dari itu dihasilkan dari Kalimantan, sehingga sumber energi terbesar Indonesia adalah Kalimantan.
Pada 204, lanjut ia lagi, target produksi batu bara Indonesia sebanyak 710 juta ton, sedangkan realisasinya sebesar 836,1 juta ton, sehingga target terlampaui 117,76 persen, dengan nilai 37.773 miliar dolar AS.
Sedangkan pada 2025, produksi batu bara Indonesia ditargetkan lebih tinggi lagi menjadi sebanyak 739.674 juta ton, untuk realisasi hingga Mei 2025 sudah sebanyak 357,6 juta ton dengan nilai sampai Mei mencapai 12.350 miliar dolar AS.
Menurutnya, pertambangan batu bara memiliki makna penting dalam menerangi dunia, karena kebutuhan listrik terbesar masih mengandalkan produksi batu bara.
"Bayangkan saja jika hidup tanpa listrik karena tidak ada batu bara. Misalnya di acara ini tiba-tiba listrik padam, pasti acara terganggu. Kita buka komputer atau laptop juga butuh listrik, handphone pun butuh listrik. Jadi ketika kita terima telepon juga ingat batu bara yang menjadi sumber energi listrik," katanya.
Siti melanjutkan, untuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor mineral dan batu bara pada 2024 mencapai Rp140.460 triliun tercapai 123,75 persen dari target, setara dengan 52 persen dari total PNBP Kementerian ESDM.
"Jadi, minerba untuk menggerakkan ekonomi Indonesia itu bukan omong kosong, tapi realita. Untuk mewujudkan Indonesia emas pun, batu bara memiliki peran penting karena turut menggerakkan ekonomi nasional. Tapi ingat, sumber daya ini harus dikelola secara bertanggungjawab. Pengelolaan secara ramah harus dikedepankan," kata Siti.
Dalam acara yang berlangsung dua hari pada 9-10 Juli ini diisi dialog di hari pertama dan talkshow di hari kedua. Di hari pertama, dialog dilakukan tiga sesi dengan menghadirkan sejumlah narasumber baik dari pemerintah, akademisi, dan para pelaku tambang.
Sementara Priyadi, Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) mengatakan, harga batu bara saat ini sedang menurun akibat kondisi ekonomi global, ditambah dengan pengaruh geopolitik.
"Di triwulan satu harga masih aman, namun di triwulan dua harga anjlok akibat kondisi global. Kami tidak bisa memprediksi fluktuasi batu bara," kata Priyadi.
Sementara berdasrkan refinitiv, harga batu bara global pada perdagangan Senin (7/7/2025) ditutup di posisi 109,75 dolar AS per ton, turun 1 persen. Penurunan ini memperpanjang tren negatif selama tiga hari berturut-turut, dengan akumulasi pelemahan mencapai 3,72 persen.