Balikpapan (ANTARA) - Sejumlah wilayah di Kota Balikpapan, terendam banjir setelah hujan mengguyur sejak Kamis pagi dari pukul 07.00 WITA.
Genangan air dengan ketinggian bervariasi merendam sejumlah titik hingga menyebabkan beberapa ruas jalan tidak bisa dilalui kendaraan baik roda dua maupun roda empat.
"Untuk intensitas hujan di Balikpapan sedang tapi berdurasi panjang," kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG ) Balikpapan, Kukuh Ribudiyanto, Kamis (19/9).
Dari pantauan di lapangan, khususnya di kawasan Jalan MT Haryono ketinggian air mencapai lutut orang dewasa. Sejumlah pengendara tampak memilih menepi dan menunggu banjir surut, meskipun ada pula yang nekat menerobos genangan dan akhirnya mogok.
Tak hanya di Jalan MT Haryono, banjir juga datang dari Balikpapan Baru, Gunung Guntur Bawah, Gunung Kawi, Beller, Gunung Malang, simpang tiga BRI Gunung Sari, Puskib, DAM, Maxi Strat 1, Jalan menuju BJBJ. Kemudian di Tanjakan Global, di depan RS Hermina, di kawasan Batakan, tepatnya di depan Samator hingga Manggar Sari.
Di beberapa kawasan tersebut, juga tidak dapat dilalui oleh kendaraan baik roda dua maupun roda empat.
Diketahui BMKG Balikpapan pada pukul 10.50 WITA telah mengeluarkan peringatan dini cuaca melalui grup aplikasi pesan Whats'app yang menyebut bahwa potensi hujan sedang hingga lebat masih akan terjadi hingga pukul 14.00 WITA.
Dalam peringatan dini tersebut, wilayah yang berpotensi terdampak mencakup seluruh kecamatan di Balikpapan mulai dari Balikpapan Timur, Barat, Utara, Selatan, Kota hingga Tengah.
Selain itu, hujan juga diperkirakan terjadi di wilayah Kecamatan Samboja (Kutai Kartanegara), Penajam, Waru, Sepaku (Penajam Paser Utara), serta beberapa wilayah di Berau seperti Maratua, Kelay, Segah, dan Gunung Tabur.
BMKG mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir, genangan air, pohon tumbang, dan bahaya listrik.
"Warga juga disarankan tidak berlindung di bawah baliho atau pohon besar saat hujan, serta terus memantau informasi cuaca melalui kanal resmi BMKG," ujar Kukuh.