Samarinda (ANTARA) - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Provinsi Kalimantan Timur menegaskan komitmennya dalam menangani kemiskinan ekstrem yang masih menjadi tantangan di wilayah tersebut, khususnya di daerah pedalaman seperti Mahakam Ulu, Kutai Barat, dan Paser.
"Keterbatasan akses infrastruktur dan layanan dasar menjadi salah satu pemicu utama masalah ini," ujar Ketua BAZNAS Kaltim Ahmad Nabhan di Samarinda, Senin.
Meski berbagai program pemerintah melalui Dinas Sosial telah berjalan, sinergi dari berbagai pihak tetap krusial untuk menanggulangi kemiskinan ekstrem secara efektif.
BAZNAS Kaltim sebagai lembaga pemerintah non-struktural mengambil peran aktif dengan mengoptimalkan program pengumpulan dan pendistribusian zakat kepada masyarakat rentan.
Nabhan menyatakan bahwa zakat adalah instrumen yang cepat dan fleksibel dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.
“BAZNAS Kaltim memiliki berbagai program di bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi, kemanusiaan, dakwah, dan advokasi. Semua program ini telah direalisasikan secara konkret di berbagai wilayah melalui sinergi bersama BAZNAS kabupaten/kota dan Unit Pengumpul Zakat (UPZ),” jelas Nabhan.
Ia menambahkan, BAZNAS Kaltim juga fokus pada program-program pemberdayaan ekonomi yang belum sepenuhnya terjangkau pemerintah, seperti bantuan modal usaha bagi pedagang sayur keliling. Program ini dirancang berkelanjutan untuk mendorong produktivitas masyarakat.
“Sebelum penyaluran bantuan, kami selalu melakukan asesmen terhadap calon penerima untuk memastikan program tepat sasaran dan tidak terjadi tumpang tindih,” imbuhnya.
Semua program bantuan BAZNAS Kaltim disalurkan berdasarkan syariat Islam, yakni kepada delapan golongan penerima manfaat (asnaf), seperti fakir, miskin, amil, mualaf, riqab, gharim, fisabilillah, dan ibnu sabil. Proses verifikasi dan validasi data selalu dilakukan untuk memastikan setiap bantuan tepat sasaran.
Selain program internal, BAZNAS Kaltim juga menjadi mitra dalam penyaluran dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Contohnya, kerja sama dengan PT. Ansaf dalam menyediakan akses air bersih bagi masyarakat Desa Batuah yang selama ini kesulitan mendapatkan air layak konsumsi.
“Dana zakat yang disalurkan melalui BAZNAS Kaltim selalu disesuaikan dengan kebutuhan riil masyarakat dan program yang relevan di lapangan. Ini terbukti mampu menjadi salah satu cara dalam mengentaskan kemiskinan ekstrem di Kaltim,” tutur Nabhan.
Pihaknya juga mengapresiasi dukungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur yang mendorong Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk menunaikan zakat, infak, dan sedekah (ZIS) melalui BAZNAS Kaltim.
“Sesuai arahan Gubernur, ASN diimbau menunaikan ZIS melalui BAZNAS Kaltim. Semakin banyak yang menunaikan zakat, semakin banyak pula masyarakat yang akan merasakan manfaatnya,” demikian Ahmad Nabhan.