Penajam Paser Utara (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara Provinsi Kalimantan Timur menurunkan para kader kesehatan sebagai upaya pencegahan penularan penyakit malaria di wilayah kabupaten setempat.
"Kader kesehatan diturunkan untuk memeriksa rutin di lingkungan masyarakat untuk mencegah penularan malaria," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara Jansje Grace Makisurat ketika ditanya menyangkut upaya menekan kasus malaria di Penajam, Minggu.
"Kader kesehatan itu diturunkan secara aktif, khususnya di kawasan endemis malaria sebagai upaya pencegahan penularan," katanya.
Masyarakat juga diharapkan dapat mengikuti arahan dan edukasi yang disampaikan kader kesehatan saat melakukan pemeriksaan secara menyeluruh di kawasan tersebut.
"Dengan ikuti arahan dan edukasi kader kesehatan untuk memastikan Kabupaten Penajam Paser Utara bebas dari penularan malaria, termasuk tanpa gejala," katanya.
Masyarakat diimbau untuk berhati-hati terhadap penularan malaria tanpa gejala, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina pembawa parasit plasmodium dan dinilai berbahaya.
Sebab pengidap tidak menunjukkan tanda-tanda terjangkit malaria seperti mual-mual, muntah-muntah, demam tinggi, menggigil dan lainnya, padahal parasit plasmodium yang dibawa nyamuk anopheles betina mengalir di darah pengidap dan berpotensi menular kepada warga di lingkungan sekitar.
Masyarakat khususnya di wilayah endemis malaria atau kawasan aktif penularan diminta melakukan berbagai langkah pencegahan, seperti menggunakan kelambu anti-malaria (berinsektisida) saat tidur untuk menghindari gigitan nyamuk anopheles betina yang membawa parasit plasmodium.
Kemudian masyarakat juga diharapkan menjaga kebersihan di lingkungan sekitar dengan mengosongkan tempat penampungan air agar nyamuk tidak berkembang biak.
Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, mampu menekan penularan kesakitan malaria selama dua tahun terakhir dari 1.315 kasus menjadi 98 kasus, dan masuk dalam status zona hijau penularan malaria.
"Catatan menunjukkan pada 2023 terdata 1.315 kasus malaria, dan mampu ditekan menjadi 558 kasus pada 2024, kemudian dapat ditekan hingga awal Juli 2025 menjadi 98 kasus," demikian Jansje Grace Makisurat.