Penajam Paser Utara (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) meningkatkan minat dan budaya baca, terutama di kalangan generasi muda melalui lomba bertutur sekaligus untuk pelestarian cerita rakyat lokal.
"Kami adakan lomba bertutur, tinggal pelaksanaan, koordinasi dengan kelompok kerja kepala sekolah (K3S) dan dewan juri sudah berjalan,” ujar Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispusip) Kabupaten Penajam Paser Utara Muhammad Yusuf Basra saat ditanya terkait minat baca di Penajam, Sabtu.
Dispusip Kabupaten Penajam Paser Utara melakukan koordinasi dengan K3S di tiap kecamatan guna memastikan kesiapan secara teknis.
Kemudian, penjurian melibatkan guru jenjang sekolah menengah pertama (SMP) dan pustakawan profesional agar objektif dan menghindari konflik kepentingan dengan tidak melibatkan tenaga pendidik jenjang sekolah dasar (SD).
Hadiah yang disiapkan untuk pembinaan sebesar puluhan juta rupiah, termasuk uang tunai untuk enam juara utama dan tiga juara favorit, hadiah tertinggi sebesar Rp2,5 juta untuk juara pertama.
Peserta menampilkan dongeng atau cerita rakyat khas Kalimantan Timur dengan durasi maksimal 10 menit. Aspek penilaian meliputi ekspresi, penguasaan materi, penampilan, hingga ketepatan durasi.
“Kalau terlalu cepat atau melebihi batas waktu nilai dikurangi, kami latih kedisiplinan sejak awal,” tambahnya.
Lomba bertutur atau dongeng cerita rakyat tersebut diikuti perwakilan peserta didik SD kelas IV dan V dari seluruh kecamatan di Kabupaten Penajam Paser Utara.
Setiap kecamatan mengirim tiga peserta dan Kecamatan Penajam mendapat jatah enam peserta, karena memiliki jumlah sekolah lebih banyak. Terdata jumlah SD tersebar di empat kecamatan sebanyak 108 sekolah.
Ia mengatakan generasi muda perlu dikenalkan dengan kekayaan cerita rakyat daerah, salah satunya lewat bertutur, bercerita atau dongeng agar belajar berbahasa, berani tampil, sekaligus mengenal nilai-nilai budaya.
Lomba bertutur menjadi agenda tahunan yang dilaksanakan setelah libur sekolah berakhir dan lomba tersebut bukan hanya ajang kompetisi, tetapi juga bagian dari upaya menanamkan kecintaan terhadap budaya Kalimantan Timur sejak usia dini.